islam mengajarkan bahwa sabar itu ada pada tiga perkara.
Pertama, sabar dalam ketaatan
Atinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah Allah SWT meskipun perintah itu berat dan dibenci oleh nafsunya.
Seorang mukmin harus tetap taat pada hal-hal yang telah diwajibkan baginya meskipun banyak hal yang SANGAT SUKAR BAGI KEMAMPUAN DIRINYA mulai dari rasa malas dan faktor emosi lain sampai pada cemoohan orang, kebencian musuh,.
Dan ALLAH memberikan pedoman.
''Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)''
Kedua, sabar dalam meninggalkan larangan.
Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, tetapi dia tidak sabar dalam meninggalkan larangan.
Solat dijalankan tetapi maksiat tidak lagi ditinggalkan. Puasa dilakukan tetapi mengumpat tetap jalan.
Jadi,Kesabaran juga harus dalam meninggalkan kemaksiatan dan larangan-larangan Allah SWT.
Orang yang mampu meninggalkan kemaksiatan, khususnya kemaksiatan emosional, seperti marah, disebut oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang kuat, secara hakiki.
Sebab dia telah mampu bersabar atas apa yang dilarang Allah
"Orang yang kuat bukanlah orang yang boleh mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah" (Muttafaq 'alaih)
Ketiga, sabar dalam musibah.
Inilah makna sabar yang banyak difahami.
Yaitu saat seseorang mendapat kesusahan lalu dia pasrah dan ridha.
Banyk orang juga salah faham akan ini.. sebab dia tak berusaha menghilangkan kesulitan itu atau mencari solusinya.
Padahal, sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif ,dia tidak statik tetapi dia mendahuluinya dengan ikhtiar maksimum untuk sentiasa mencari solusi pada masalah yang dihadapi.
Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimum, maka saat itulah sabar bertemu dengan tawakal.
Dia akan menyerahkan segala-galanya kepada Allah untuk menentukan.
Pertama, sabar dalam ketaatan
Atinya seorang mukmin harus sabar menjalankan perintah Allah SWT meskipun perintah itu berat dan dibenci oleh nafsunya.
Seorang mukmin harus tetap taat pada hal-hal yang telah diwajibkan baginya meskipun banyak hal yang SANGAT SUKAR BAGI KEMAMPUAN DIRINYA mulai dari rasa malas dan faktor emosi lain sampai pada cemoohan orang, kebencian musuh,.
Dan ALLAH memberikan pedoman.
''Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah : 153)''
Kedua, sabar dalam meninggalkan larangan.
Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, tetapi dia tidak sabar dalam meninggalkan larangan.
Solat dijalankan tetapi maksiat tidak lagi ditinggalkan. Puasa dilakukan tetapi mengumpat tetap jalan.
Jadi,Kesabaran juga harus dalam meninggalkan kemaksiatan dan larangan-larangan Allah SWT.
Orang yang mampu meninggalkan kemaksiatan, khususnya kemaksiatan emosional, seperti marah, disebut oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang kuat, secara hakiki.
Sebab dia telah mampu bersabar atas apa yang dilarang Allah
"Orang yang kuat bukanlah orang yang boleh mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah" (Muttafaq 'alaih)
Ketiga, sabar dalam musibah.
Inilah makna sabar yang banyak difahami.
Yaitu saat seseorang mendapat kesusahan lalu dia pasrah dan ridha.
Banyk orang juga salah faham akan ini.. sebab dia tak berusaha menghilangkan kesulitan itu atau mencari solusinya.
Padahal, sabar dalam Islam bersifat proaktif dan progresif ,dia tidak statik tetapi dia mendahuluinya dengan ikhtiar maksimum untuk sentiasa mencari solusi pada masalah yang dihadapi.
Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimum, maka saat itulah sabar bertemu dengan tawakal.
Dia akan menyerahkan segala-galanya kepada Allah untuk menentukan.
1. Mendapatkan pertolongan Allah, sebagaimana firmanNya: “Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah/2:249)
2. Mendapatkan sholawat, rahmat dan petunjuk Allah, sebagaimana firmanNya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al-Baqarah/2:155-157)
Sebagai seorang yang beriman, kita harus yakin dan percaya akan mendapatkan pemecahan dan kemudahan, sebab Allah telah menjadikan dua kemudahan dlm satu kesulitan sebagai rahmat dari-Nya. Inilah yg difirmankan Allah:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah/94:5-6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar