1. Bagi mata rabun jauh atau dekat bila tidak mengenakan kacamata atau lensa kontak, terkadang memaksa mata untuk membaca dan melihat benda atau cahaya yang berukuran mini atau kecil.
2. Bila sudah diketahui
adanya gangguan mata rabun, mata sering mengalami rasa sensitifitas terhadap
cahaya yang cukup terang.
3. Lensa mata sering merah,
berair, perih dan terasa panas.
4. Terlalu memaksa mata
untuk bekerja di depan layar komputer
5. Bagi penyakit mata rabun
mereka memiliki tingkat kesulitan ketika hendak mengendarai kendaraan pada
malam hari atau di saaat hujan.
6. Terdapat lingkaran hitam
di sepanjang kantung mata bagian bawah dan cenderung sukar dihilangkan
7. Karena sering merasa
takut akan kemampuan pandangan mata dan kemudian penglihatan menjadi kabur dan
menderita mata rabun permanen.
8. Mereka yang belum
terbiasa mengenakan kacamata, akan merasa risih atau tidak nyaman karena tidak
dapat menikmati sajian program favorit di televisi karena mata telah lelah dan
tegang
Macam - Macam Rabun Mata
Rabun Jauh :
Kelainan sering diistilahkan rabun jauh. Terjadi karena sistem optik yang sangat kuat pembiasannya, sehingga fokus bayangan benda yang dilihat akan jatuh di depan retina. Kelainan ini bisa dikoreksi dengan lensa minus. Oleh sebab itu, mata miopia dikenal sebagai mata minus.
Kelainan sering diistilahkan rabun jauh. Terjadi karena sistem optik yang sangat kuat pembiasannya, sehingga fokus bayangan benda yang dilihat akan jatuh di depan retina. Kelainan ini bisa dikoreksi dengan lensa minus. Oleh sebab itu, mata miopia dikenal sebagai mata minus.
Rabun Dekat :
Kalau yang ini dikenal dengan istilah rabun dekat. Apa yang terjadi pada rabun dekat merupakan kebalikan dari miopia, yaitu sistem optik yang terlalu lemah sehingga fokus dari bayangan benda yang dilihat akan jatuh di belakang retina. Kelainan ini harus dikoreksi dengan lensa plus sehingga fokusnya maju ke posisi normal.
Kalau yang ini dikenal dengan istilah rabun dekat. Apa yang terjadi pada rabun dekat merupakan kebalikan dari miopia, yaitu sistem optik yang terlalu lemah sehingga fokus dari bayangan benda yang dilihat akan jatuh di belakang retina. Kelainan ini harus dikoreksi dengan lensa plus sehingga fokusnya maju ke posisi normal.
Silinder :
Kelainan ini tidak hanya meliputi masalah bagaimana fokus bayangan dibentuk, karena fokus benda yang dilihat terpecah menjadi dua bayangan. Biasanya astimagtisme terjadi karena lengkung datar kornea dan lengkung tegak kornea tidak simetris. Keadaaan ini bisa dianalogikan dengan lengkungan pada sendok. Pada satu sisi ada yang landai sedangkan sisi lainnya terjal. Kalau sistem optik atau suatu lensa terlalu melengkung/terjal maka cahaya yang terbias melalu retina menjadi terlalu dekat. Sedangkan lengkung yang landai membuat fokusnya menjadi terlalu jauh. Akhirnya, imej atau citraan yang jatuh jadi terpecah dua.
Kelainan ini tidak hanya meliputi masalah bagaimana fokus bayangan dibentuk, karena fokus benda yang dilihat terpecah menjadi dua bayangan. Biasanya astimagtisme terjadi karena lengkung datar kornea dan lengkung tegak kornea tidak simetris. Keadaaan ini bisa dianalogikan dengan lengkungan pada sendok. Pada satu sisi ada yang landai sedangkan sisi lainnya terjal. Kalau sistem optik atau suatu lensa terlalu melengkung/terjal maka cahaya yang terbias melalu retina menjadi terlalu dekat. Sedangkan lengkung yang landai membuat fokusnya menjadi terlalu jauh. Akhirnya, imej atau citraan yang jatuh jadi terpecah dua.
Nah, kelainan ini yang oleh orang awam disebut sebagai mata
silinder. Namun, terminologi mata silinder ternyata tak tepat karena sebenarnya
bukan matanya yang silinder tetapi lensa yang fungsinya mengoreksi keadaan
astigmatisme itulah yang bersifat silinder. Jadi, yang ada lensa silinder bukan
mata silinder. Kasus astigmatisme banyak dijumpai pada orang Asia.
Kompilasi :
• Kombinasi Kelainan
• Kombinasi Kelainan
Kelainan lensa silinder bisa dibarengi dengan kelainan mata
minus atau plus. Kalau kelainan astigmatisme berbarengan dengan kelainan rabun
dekat, maka fokus benda yang terlihat terpecah menjadi dua dan jatuhnya di
depan retina. Gangguan ini bisa diatasi dengan lensa silinder yang disatukan
dengan lensa minus. Sedangkan bila dibarengi rabun jauh, fokus benda yang
terpecah akan jatuh di belakang retina. Gangguan seperti ini dapat diatasi
dengan lensa silinder yang disatukan dengan lensa plus.
Penderita mata silinder menurut dokter sebagian besarnya
karena ‘genetik’ atau turunan. Tidak akan mengganggu apabila tidak ada stressornya.
Komputer merupakan salah satu stressor sehingga orang yang secara genetik
memiliki mata silinder akan mulai merasakan ketidaknyamanan, karena kerusakan
yang semakin besar. Pada orang yang matanya normal, bagian hitam terkecil yang
ada di kornea mata berbentuk lingkaran. Pada penderita mata silinder, kerusakan
berada di lingkaran tersebut, sehingga bentuknya bukan lagi lingkaran. Hal ini
menyebabkan mata tidak menangkap cahaya yang memantulkan ’sesuatu/benda’ dengan
baik. Itu sebabnya penderita mata silindris tidak bisa melihat suatu objek
secara focus. Cahaya yang masuk dipantulkan tidak tegak lurus ke objek.
Rabun Senja :
Rabun senja (nyctalopia) adalah gangguan penglihatan kala senja atau malam
hari, atau pada keadaan cahaya remang-remang. Banyak juga menyebutnya sebagai
rabun ayam, mungkin didasari fenomena dimana ayam tidak dapat melihat jelas di
senja atau malam hari.
Rabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada lingkungan minim cahaya. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari kekurangan vitamin A. Penyebab lain adalah mata minus, katarak, retinitis pigmentosa, obat-obatan, bawaan sejak lahir, dll. Untuk mengetahui penyebabnya, biasanya dokter mata melakukan serangkaian pemeriksaan, baik fisik maupun laboratorium.
Pengobatan rabun senja tergantung pada penyebabnya. Jika karena kekurangan vitamin A, maka harus diberikan vitamin A dalam jumlah yang cukup, baik berupa suplemen maupun dari makanan sehari-hari. Jika karena katarak, maka katarak sebaiknya dioperasi. Demikian pula dengan penyebab lainnya, diusahakan untuk diatasi.
Rabun senja terjadi karena kerusakan sel retina yang semestinya bekerja saat melihat benda pada lingkungan minim cahaya. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan sel tersebut, tetapi yang paling sering akibat dari kekurangan vitamin A. Penyebab lain adalah mata minus, katarak, retinitis pigmentosa, obat-obatan, bawaan sejak lahir, dll. Untuk mengetahui penyebabnya, biasanya dokter mata melakukan serangkaian pemeriksaan, baik fisik maupun laboratorium.
Pengobatan rabun senja tergantung pada penyebabnya. Jika karena kekurangan vitamin A, maka harus diberikan vitamin A dalam jumlah yang cukup, baik berupa suplemen maupun dari makanan sehari-hari. Jika karena katarak, maka katarak sebaiknya dioperasi. Demikian pula dengan penyebab lainnya, diusahakan untuk diatasi.
Penyembuhan :
Vitamin A :
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik.[1] Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat.[1] Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh.[1] Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati.
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik.[1] Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat.[1] Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh.[1] Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati.
Buah Keben :
Tanaman keben mudah sekali ditemukan di sepanjang pantai
papua. saat itu di papua Heinrich sedang mengamati penduduk papua yang sedang
membius ikan menggunakan biji keben yang dilumatkan dengan atau tanpa dicampur
akar tuba dan ditaburkan ke permukaan kolam.
Setelah beberapa saat, ikan-ikan yang bersembunyi di dalam
lopak-lopak dan paluh-paluh kolam akan mengambang di permukaan sehingga lebih
mudah ditangkap. Namun, ikan-ikan tersebut tidak mati, hanya pingsan selama
sekitar 20 menit. Bila tidak diambil dan efek biusnya habis, ikan yang pingsan
akan pulih kembali dan berenang ke habitat asalnya seperti sediakala.
Dugaannya, saponin, glukosida, dan beberapa zat lain yang terdapat dalam biji
keben melumpuhkan sistem saraf pada badan dan mata ikan.
Setelah melihat hal tersebut, membuat Henrich tertarik untuk
meneliti lebih jauh apa saja yang terjadi dengan ikan ikan tersebut. saat itu
ia berfikir bahwa biji keben yang ditaburkan ke kolam telah memengaruhi sistem
saraf mata ikan sehingga menjadi seperti pingsan. Dan karena ikan tersebut
ternyata dapat pulih kembali, berarti biji keben tersebut tidak merusak mata.
Itulah yang membuat ia yakin bahwa ekstrak biji keben bisa mengobati gangguan
mata dan tidak membahayakan kesehatan manusia. dan dari sinilah Heinrich mulai
tertarik untuk mencoba memanfaatkan buah keben untuk pengobatan mata.
src : http://adiisanto.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar